Rabu, 11 Oktober 2017

Sejarah Terbentuknya Free Software

SEJARAH FREE SOFTWARE






Assalam mu'alaikum W.b

Sejarah Free Software tidak terlepas dari pembentukan organisasinya yaitu Free Software Foundation (FSF) yang merupakan organisasi nirlaba dan menjadi sponsor utama dari proyek GNU. FSF didirikan pada bulan Oktober 1985 oleh Richard Stallman untuk mendukung gerakan perangkat lunak bebas, terutama proyek-proyek GNU.

FSF menerima sumbangan dana dari kalangan perusahaan atau organisasi donatur lainnya yang sifatnya umum dan terbuka bagi siapa saja. Kelangsungan FSF sangat tergantung dari bantuan perorangan atau instansi untuk menjamin kelangsungan riset dan pengembangan perangkat lunak buatan mereka.

Sejak pendiriannya sampai pertengahan 1990-an, dana FSF terutama digunakan untuk mempekerjakan para pengembang perangkat lunak untuk menulis perangkat lunak bebas. Sejak pertengahan sampai akhir 1990-an, mulai banyak perusahaan dan individu yang menulis perangkat lunak bebas, sehingga pekerjaan pegawai dan relawan FSF terfokus pada masalah hukum dan struktur komunitas pengembang perangkat lunak bebas.

Seperti juga sejarah Linux, Free Software Foundation tidak terlepas dari satu sosok manusia yang mendirikannya. Richard Stallman mungkin tidak seterkenal Linus Torvalds (pengembang kernel linux), namun dapat dikatakan bahwa, Linux tidak dapat bermanfaat tanpa GNU buatan Stallman. Richard Matthew Stallman lahir 16 Maret 1953, di Manhattan, New York. Sebagai anak "broken home", Stallman memiliki hubungan yang tidak baik dengan kedua orang tuanya. Stallman memiliki kepribadian yang menarik (baca: kontoversial).



Semasa SMA, ia selalu mendapat A untuk Matematika dan Fisika (bahkan kemudian ia memanggil dirinya sendiri "math you", yang terdengar serupa dengan "Matthew"). Namun gagal dalam pelajaran Bahasa Inggris, dikarenakan ke-"keras kepalaannya" menolak untuk menulis essay dalam bentuk apapun. Bahkan "para jenius" disekolahnya tidak dapat mengerti kepribadiannya yang sangat sulit bersosialisasi.


Stallman lulus jurusan Fisika Harvard University pada tahun 1974. Selama masa kuliahnya, Stallman bekerja sebagai staf di Laboratorium Artificial Intelligence milik MIT. Di saat inilah Stallman belajar mengenai pengembangan Sistem Operasi. Pada tahun 1980-an, Stallman mulai berhadapan dengan "musuhnya" hingga kini, yaitu "komersialisasi industri software". Ini berawal dari usaha beberapa "hackers" untuk mendirikan suatu perusahaan bernama "Symbolics", yang mencoba untuk mengganti "free software" yang digunakan di Laboratorium, dengan software buatan mereka.


Selama dua tahun, dari 1983 hingga 1985, Stallman berjuang menggagalkan usaha monopoli para programmer Symbolics. Sebelum akhirnya ia dipaksa untuk menghentikan kegiatannya dan menandatangani perjanjian tertutup.

Pada Januari 1984 Stallman mengundurkan diri dari MIT dan memulai "GNU project". GNU (singkatan rekursif dari "GNU's Not Unix" -GNU, bukan Unix-) adalah Sistem Operasi cuma-cuma yang merupakan alternatif dari Unix. Akhir-akhir ini, varian dari Sistem GNU berbasis Linux mulai popular digunakan. Diperkirakan pemakai "GNU/Linux systems" (lebih dikenal dengan "Linux" saja) sudah mencapai 20 juta orang lebih.


Stallman adalah penulis "GNU Compiller Collection", sebuah kompiler portable yang dapat ditujukan untuk berbagai variasi arsitektur dan bahasa pemrograman. Selain itu ia juga menulis "GNU Symbollic debugger (gdb)", "GNU Emacs" dan berbagai program GNU lainnya.


"GNU Project" sebenarnya adalah salah satu wujud usaha Stallman untuk memperjuangkan "free software". Selain GNU, ia juga melakukan usaha-usaha lainnya dengan mendirikan Free Software Foundation (FSF), pengembangan konsep "Copyleft" (lawan dari "Copyright") yang kemudian dimasukkannya dalam "GNU General Public Lisence" (GPL) ditahun 1989.

Kehadiran Stallman di dunia komputer sudah diakui di tingkat dunia, ini ditandai dari berbagai penghargaan yang diterimanya. Diantaranya, "Grace Hopper Award" tahun 1991 atas kerjanya dalam membuat editor "Emacs", "Takeda Award" yang diterimanya tahun 2001, bersama dengan Linus Torvalds (pengembang linux) dan Ken Sakamura (pengembang TRON), dan penghargaan lainnya. Selain itu Stallman juga mendapat gelar Doktor Kehormatan dari Institut Teknologi Swedia (1996), dan Universitas Glasgow (2001).

Hingga kini Stallman masih memperjuangkan eksistensi "Free Software". Waktu yang akan menjawab, akankah nama Stallman tercatat dalam sejarah sebagai seorang pionir "free software", atau hanya sebagai seorang kontroversial yang nekat melawan arus. Namun itu semua tidak penting, karena seperti apa yang dikatakannya dalam biografinya:

'I've never been able to work out detailed plans of what the future was going to be like... I just said `I'm going to fight, Who knows where I'll get?"
"Aku tak pernah dapat memikirkan rencana mendetil tentang apa yang akan terjadi dimasa depan... Aku hanya mengatakan, aku akan berjuang. Siapa yang tahu, aku akan sampai dimana?".


Setelah hadir aplikasi yang open source ini apakah iya kita masih mau pake aplikasi yang bajakan? Kalau ia berarti kita mendukung sesuatu yang salah, apabila kita sudah tidak lagi mengunakan software/barang bajakan maka secara otomatis penyedia barang bajakan akan mengurangi pembuatan/pemesanannya. Secara tidak langsung kita sudah mampu menekan para pembajak untuk berhenti, dan tidak memberikan kesempatan/keuntungan kepada para pemonopoli. Pakailah yang asli walaupun bukan OS linux. Ketika kita menggunakan barang bajakan berarti kita telah membantu orang lain dalam melakukan perbuatan yang Zalim terhadap orang yang lain lagi dengan pemalsuan tersebut, karena kita jadi konsumennya.

Kita bertemu pada artikel berikutnya Seputar Open Source Linux vs Software Windows yang sangat menarik untuk diketahui.
Wassalam.



Yang perlu diperhatikan sebelum migrasi ke Linux Open Source software

MIGRASI KE LINUX






Assalam mu'alaikum W.b

Setelah beberapa artikel diawal postingan blog ini kita telah menjelaskan tentang sedikit kelebihan-kekurangan OS Linux, apa itu linux seperti apa keamanan datanya kita sudah membahas diawal-awal postingan. Tiba saatnya saat ini untuk saya menjelaskan tentang hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan-disiapkan sebelum mengambil keputusan menggunakan OS Linux.


Tahap-tahap migrasi ini saya tujukann untuk: Pertama Kantor Pemerintahan, Sekolah-sekolah ataupun Pemerintah Desa yang masih belum menggunakan Open source Software, adapun hal-hal yang disarankan adalah sebagai berikut:


Melakukan analisa penggunaan PC dan aplikasinya secara detail atas seluruh PC yang ada, dengan melakukan pendataan atas program-program apa saja yang selama ini digunakan. Mana PC yang hanya digunakan untuk fungsi-fungsi administratif seperti mengetik, spreadsheet, dll. Mana PC yang dipakai untuk menjalankan program-program tertentu. Program-program apa saja itu, platform dan bahasa pemrograman apa yang digunakan, dll.


2. Berdasarkan data yang diperoleh dari analisa di atas, maka kemudian dilakukan analisa deployment coverage dengan melakukan penelitian dan evaluasi terhadap seluruh PC yang ada, PC mana yang dapat dilakukan 100% migrasi, baik dari sisi OS-nya, ataupun aplikasi officenya, PC mana yang dapat dilakukan 50% migrasi, apakah hanya officenya saja? Dan PC mana yang karena kebutuhan, tidak dapat dilakukan migrasi sama sekali, alias 0%.


3. Pemilihan Aplikasi Pengganti dan Distro Linux yang sesuai kebutuhan berdasarkan 3 skenario di atas, kemudian dibuat analisa biaya untuk dipresentasikan ke pihak pimpinan atau manajemen.


4.Setelah Aplikasi pengganti dan distro linux ditentukan, kemudian dilakukan instalasi dan konfigurasi aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan tersebut.


5. Testing Sistem Secara Keseluruhan (System Integration Test) yang dilakukan mulai dari kelancaran infrastruktur jaringan dan kelancaran operasional dari user.


6.Setelah semua sistem berjalan dengan baik maka akan dilakukan training Linux secara mendasar mulai dari instalasi, konfigurasi, operasional, administrasi, dsbnya. Materi akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.


Pada dasarnya, tinggi atau rendahnya risiko keberhasilan proses migrasi database dari sistem lama ke sistem yang baru sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain:


ASPEK DATA


Semakin kompleks struktur, model, dan arsitektur data yang ingin dipindahkan, semakin sulit mekanisme pemetaan dan pemindahannya, yang berarti semakin tinggi resiko yang dihadapi


ASPEK APLIKASI


Semakin berbeda platform, sistem, atau standar sistem aplikasi baru dibandingkan dengan sistem aplikasi yang lama, semakin sulit proses migrasi dilakukan, yang berarti akan memperbesar resiko yang dihadapi


ASPEK TEKNOLOGI


Semakin tersebar bentuk atau topologi perangkat keras dan jaringan yang merupakan lokasi penyimpanan database, semakin sulit aktivitas pemetaan data yang harus dilakukan, yang berarti akan mempertinggi risiko yang dihadapi


ASPEK MANUSIA


Semakin banyak unsur manusia yang terlibat dalam aktivitas pemasukan, pengorganisasian, pemeliharaan, dan pengawasan data, akan meningkatkan potensi terjadinya kesalahan yang berpengaruh pada kualitas data yang disimpan, yang berarti akan memperbesar risiko kesalahan yang terjadi dalam proses migrasi.


ASPEK KEBIJAKAN


Semakin tidak adanya kebijakan standar di instansi yang selama ini dipergunakan sebagai acuan dalam proses pengelolaan data, semakin sulit menentukan strategi migrasi yang tepat, yang berarti mempertinggi resiko implementasi skenario migrasi dan lain sebagainya.
Untuk itu guna memperkecil risiko yang ada, maka ada beberapa langkah harus dilakukan sebelum memutuskan untuk melakukan migrasi sistem, yaitu:


Lakukanlah kajian (assessment) terhadap arsitektur, struktur, dan sistem basis data (database) yang dimiliki saat ini. Proses kajia akan sangat terbantu jika perusahaan/instansi yang bersangkutan memiliki dokumen yang lengkap mengenai seluk beluk data terkait. Inti dari kajian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara detail mengenai tingkat integritas data, agar ketika migrasi dilakukan, data yang dipindahkan adalah utuh dan menyeluruh.


Pelajarilah arsitektur, struktur, dan sistem basis data dari sistem baru yang akan dituju dalam proses migrasi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempelajarinya, seperti melalui: buku-buku referensi, pengalaman orang lain, reference / technical manual, jurnal/artikel, dan lainnya.


Bandingkanlah kedua platform tersebut secara sungguh-sungguh (sistem lama dengan sistem baru) dan lakukan proses kajian resiko (risk assessment). Jika konsep atau sistem arsitektur data yang lama kurang lebih sama dengan yang baru, maka nampaknya proses migrasi tidak terlampau sulit untuk dilakukan dengan kata lain berisiko rendah. Namun, jika sistem arsitektur data yang lama sangat berbeda dengan yang baru, maka tingkat kompleksitas proses migrasi menjadi tinggi yang berarti pula akan mempertinggi risiko yang ada.


Cari tahu bagaimana instansi-instansi lain secara sukses melakukan proses migrasi dengan kondisi yang kurang lebih sama dengan instansi terkait. Pelajari pula bagaimana proyek sejenis lainnya mengalami kegagalan dalam melakukan aktivitas yang sama agar pengalaman buruk tersebut tidak berulang. Cara paling mudah adalah melakukan "kunjungan belajar" atau "studi banding" secara formal maupun informal ke instansi tersebut.


Setelah serangkaian proses kajian tersebut dilakukan, tim yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan proses migrasi harus mempersiapkan perencanaan yang matang dan menyusun strategi aktivitas tersebut. Mengingat bahwa proses dan mekanisme migrasi data membutuhkan teknik, metodologi, dan keahlian khusus, maka disarankan bagi instansi untuk melibatkan pihak ketiga dalam hal ini konsultan atau vendor teknologi informasi─ yang memiliki pengalaman dan knowledge base terkait dengan kebutuhan.


Berdasarkan metodologi yang telah teruji dan dimiliki oleh pihak ketiga tersebut, maka instansi (dalam hal ini tim migrasi data) bersama dengan konsultannya secara langkah demi langkah, fase demi fase, menjalankan metodologi itu demi suksesnya proses migrasi yang dijalankan.


Berikut ini tips-tips yang dapat dilaksanakan untuk melakukan proses migrasi ke perangkat lunak Open Source / Linux:


TAHAP MIGRASI KE OPEN OFFICE


1.Staff IT memilih aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan instansi dan mudah dipakai oleh user, yang akhirnya pilihan jatuh ke Open Office.


2.Membuat surat rekomendasi / persetujuan migrasi Open Office ke Pimpinan Instansi dengan tembusan ke pimpinan-pimpinan satuan kerja lain.


3.Setelah turun ijin maka tahap selanjutnya mendatangkan trainer Open Office dari luar instansi yang akan mentraining sebanyak 25 user. 25 user inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai problem solver bagi user yang lainnya.


4.Menjadwal pelatihan tahap kedua OpenOffice.org dengan trainer dari dalam instansi yaitu staff IT ke seluruh user.


5.Mulai dilakukannya migrasi dari MS Office ke OpenOffice.


TAHAP MIGRASI KE OPEN SOURCE [LINUX]


1.Mencatat user-user yang ingin dimigrasikan ke Linux. User ini dianjurkan migrasi apabila user tersebut tidak berhubungan dengan aplikasi yang berbasis Clipper, Vfoxpro, Abipro, SIMAK, SIM-F dll.


2.Membuat proposal persetujuan migrasi ke pimpinan instansi sebagai dukungan penuh.


3.Membuat nota dinas ke user-user yang ingin dimigrasikan tentang proses migrasi ini sekaligus pengarahan.


4.Mengirim Staff IT untuk mengikuti training Linux System Administrator ke lembaga pendidikan yang berkompeten (informasi-informasi bisa diperoleh dengan menghubungi KPLI/Komunitas Linux di kota ini).


5.Mengadakan pelatihan bagi user-user yang akan migrasi dengan staff IT sebagai trainernya.


6.Mulai melakukan migrasi bagi user-user tersebut ke Linux.


Sudah jelas dalam hal migrasi ini mengalami beberapa hambatan. Hambatan yang secara lazim dialami adalah:


Banyaknya penolakan dari user untuk migrasi.


Masih kurang supportnya Linux pada beberapa peripheral.


Waktu yang terbatas untuk mempelajari aplikasi under Linux.


Banyaknya software di unit kerja yang masih sulit dimigrasi ke Linux, contohnya : Vfoxpro dan Abipro.


Beberapa alternatif jalan keluar yang dapat ditempuh antara lainadalah:


Dibantu adanya pelatihan-pelatihan guna membiasakan user menggunakan Linux dan Open Office.


Menukar printer yang aksesnya menggunakan windows dengan printer yang bisa dikenali Linux yang sebelumnya terpasang di komputer Windows.


Staff IT sendirilah yang akan terjun langsung ke dunia komunitas Linux untuk bertanya/mempelajari apabila ada kesulitan yang dialami user melalui bertanya ke mailing list Linux atau ke komunitas Linux terdekat seperti KPLI.


Tetap menggunakan Microsoft Windows ASLI untuk aplikasi berbasis Vfoxpro.


Mulai menggunakan aplikasi Dosemu di Linux atau sejenisnya untuk memigrasikan software-software berbasis Clipper dan Foxpro ke Linux.


Dalam era globalisasi ini, setiap organisasi modern berusaha untuk selalu memperbaiki kinerja proses bisnisnya (business process) agar dari hari ke hari semakin bertambah baik, cepat, dan murah. Karena dalam proses bisnis turut mengalir pula data dan/atau informasi sebagai salah satu sumber daya produksi penting, maka kerap kali instansi tersebut membutuhkan data dan/atau informasi baru yang belum pernah di-capture pada rangkaian proses bisnis yang lama.


Pada kerangka inilah maka terjadinya konsekuensi terhadap pembaharuan data akibat dari pembaharuan sebuah proses bisnis. Terkait dengan proses migrasi, ada baiknya fenomena ini dipahami oleh instansi agar dapat diantisipasi keberadaannya pada sistem yang baru.


Dengan penjelasan diatas saya harapkan anda benar-benar memperhatikan poin-poinnya. Baca artikel berikutnya Mailing List Linux yang mungkin sangat berguna bagi anda untuk mengikuti Subscribe dan dalam mailing list tersebut tersedia berbagai bahasan khusus yang menyangkut OS Linux anda tinggal menentukan pilihan yang memungkinkan/pas buat anda. Mailing tersebut berbahasa Indonesia karena ini khusus di negeri kita. Selamat belajar. Wassalam.


Perbandingan Software Windows dan Linux

PERBANDINGAN SOFTWARE LINUX vs SOFTWARE WINDOWS






Assalam mu'alaikum W.b

Pada postingan sebelumnya saya sudah menjelaskan tentang Open Source Software & Virus dan kita sudah mengetahui yang ternyata open source lebih terlindung dari virus komputer tapi bukan berarti tidak bisa terinfeksi, namun bila dibandingkan dengan software berbayar maka open sourcelah yang lebih aman. Untuk bahasan kali ini Perbandingan Open Source & Software Windows secara singkat berikut sedikit bahasannya:


Perbandingan antara sistem operasi Microsoft Windows dan Linux komputer masih menjadi topik diskusi umum di antara pengguna mereka. Windows merupakan software paling menonjol yang membuat sistem operasi Proprietary, sementara Linux menjadi software yang paling menonjol yang merupakan sistem operasi Open Source (perlu diketahui bahwa banyak distribusi Linux juga mempunyai sejumlah kecil komponen closed source, seperti dikompilasi binary blob driver yang disediakan oleh produsen hardware, untuk standar instalasi mereka). Kedua sistem operasi bersaing untuk basis pengguna di pasar komputer pribadi sebagaimana di pasar server, dan mereka digunakan di kantor-kantor pemerintah, sekolah, kantor-kantor bisnis, rumah, intranet dan internet server, dan supercomputers.


Windows mendominasi di desktop dan komputer pribadi dengan pasar sekitar 90% dari pangsa pasar desktop, dan menyumbang sekitar 66% dari semua server yang terjual pada tahun 2007. Dalam pendapatan pasar server (2007Q4) Windows mencapai 36,3% dan Linux mencapai 12,7%. Pada November 2007, Linux menjalankan 85% dari super komputer paling kuat di dunia, dibandingkan dengan Windows' 1,4%. Pada bulan Februari 2008, Linux menjalankan lima dari sepuluh perusahaan Internet hosting yang paling dapat diandalkan, dibandingkan dengan Windows yang cuma dua.


Linux dan Windows memiliki perbedaan dalam filosofi, biaya, kemudahan penggunaan, fleksibilitas, dan stabilitas, dimana masing-masing ingin meningkatkan di daerah yang mereka anggap lemah. Perbandingan dari keduanya cenderung mencerminkan asal, sejarah dan dasar pengguna distribusi model masing-masing. Biasanya, sebagian besar wilayah kelemahan yang sering terjadi adalah miskinnya "penjelasan" penggunaan dari Linux desktop bagi pasar umum dan kerentanan malware bagi Windows.


Pendukung dari perangkat lunak bebas menyatakan bahwa kekuatan utama Linux adalah mereka menganggap penting pada apa yang dianggap sebagai kebebasan esensial pengguna: kebebasan untuk menjalankannya, untuk mempelajarinya dan merubah, serta mendistribusikan kembali salinan dengan atau tanpa perubahan.


Ok kita berjumpa pada bahasan berikutnya hal-hal yang perlu diperhatikan Sebelum Migrasi ke OS Linux, semoga bermanfaat.


Wassalam.


Open Source Software dan Virus

OPEN SOURCE SOFTWARE DAN VIRUS






Assalam mu'alaikum W.b

Setelah kita membahas Perbandingan Open Source Software vs Software Windows maka sekarang kita akan membicarakan Open Source dan Virus seperti apa bahasannya langsung baca dibawah ini:


Beredarnya virus di Open Source Software (Linux) bukanlah sesuatu yang baru. Wikipedia mencatat virus pertama di Linux adalah Staog yang beredar secara singkat pada tahun 1996. Tetapi ada sumber lain yang mengatakan bahwa virus pertama di Linux adalah Bliss, juga pada tahun yang sama.


Wikipedia mencatat ada sekitar 14 virus Linux. Sedangkan Virus Library mencatat ada 7 virus. Symantec mencatat ada 3.334 hasil pencarian terhadap kata kunci 'Linux', tetapi angka tersebut sudah termasuk rootkit, crack-ware, celah keamanan, trojan, dan hal-hal lain yang bukan virus. McAfee mencatat ada 100 virus Linux, tetapi dalam daftar tersebut juga ada beberapa exploit, DoS dan backdoor.


Namun sebaliknya, The Wild List Organization dalam publikasi edisi bulan Februari 2006 tidak mencatat adanya peredaran virus yang menjangkiti Linux.


Situs detikInet (2008) mengabarkan bahwa ada virus baru yang menjangkiti Windows dan Linux sekaligus dan menganjurkan pengguna untuk waspada. Virus yang dimaksud pada artikel tersebut adalah virus jenis Virus.Linux.Bi.a / Virus.Win32.Bi.a. Keistimewaan virus ini adalah kemampuannya menginfeksi program di Linux dan Windows sekaligus.


Walaupun demikian, virus ini bukanlah virus pertama yang dapat melakukan hal tersebut. Menurut Symantec, virus pertama yang dapat menginfeksi Windows dan Linux sekaligus adalah W32.Peelf.2132 (atau yang lebih dikenal dengan Win32/Linux Lindose.2132.A) yang ditemukan enam tahun yang lalu (2003).


Selain itu virus ini bersifat proof of concept, tidak berbahaya dan dibuat semata-mata untuk menunjukkan bahwa sebuah virus dapat menginfeksi Windows dan Linux sekaligus. Walaupun demikian, ada kemungkinan virus-virus ganas di masa yang akan datang akan menggunakan teknik tersebut.


Yang menjadi masalah adalah bahwa perusahaan anti virus dan media massa cenderung membesar-besarkan masalah virus di Linux ini. Virus di Linux memang sudah ada sejak dahulu kala, tetapi tidak pernah menciptakan masalah yang besar. Dan ketika ada virus baru yang bekerja di Linux, para vendor perangkat anti virus selalu berlomba-lomba untuk membesar-besarkan isu ini, terlepas dari apakah virus ini berbahaya atau tidak.


Tidak seperti pada sistem operasi Windows, virus di Linux sulit berkembang. Berikut adalah alasan-alasan kenapa Linux mampu berfungsi sebagai medium penagkal penyebaran virus:


Linux adalah sistem operasi yang didesain sejak awal untuk lingkungan multiuser. Virus bisa saja menginfeksi berkas-berkas yang dimiliki oleh seorang pengguna, tetapi jika dikelola dengan benar akan sulit untuk menjalar ke berkas-berkas yang dimiliki oleh pengguna lain.




Seorang pengguna tidak dapat memodifikasi berkas-berkas sistem. Ia dan program yang ia jalankan (termasuk virus) hanya dapat memodifikasi berkas-berkas yang ia miliki.





Satu hal yang dapat menyebabkan virus tersebar adalah celah keamanan pada sistem. Sebagian besar virus Linux menyebarkan dirinya dengan memanfaatkan celah-celah keamanan tersebut. Solusinya bukan dengan menginstal aplikasi anti virus, tetapi dengan menutup celah-celah keamanan tersebut.


Pada Linux, sulit untuk mengeksekusi program secara tidak sengaja. Virus-virus masa kini seringkali menyamarkan dirinya sebagai aplikasi, folder atau dokumen. Tetapi pada Linux, hal tersebut sulit dilakukan.





Seperti kata-kata Scott Granneman: "To mess up a Linux box, you need to work at it; to mess up your Windows box, you just need to work on it." Jika ada sesuatu hal yang memungkinkan virus berkembang di Linux, maka hal tersebut adalah tanggung jawab vendor distribusi, dan bukan tanggung jawab vendor anti virus.


Walaupun faktanya sudah jelas, sepertinya pendapatan para vendor anti virus sangat tergantung pada ketakutan publik terhadap bahaya virus sehingga merasa perlu untuk mengeluarkan penyataan-pernyataan yang 'menakutkan'. Sebagai contoh, Vnunet pernah memuat artikel "Linux lined up as virus target" yang berisi komentar dari seorang petinggi Trend Micro: "The onslaught of the Windows Goner worm warns us to watch for Christmas Grinches, but next year the warning may extend to Linux users as the operating system (OS) becomes more of a target. Of course we will see more and more attacks on Windows, but Linux will be a target because its use is becoming more widespread," ... "It is a stable OS, but it's not a secure OS."..."Of course it's possible to write a virus for Linux," ... "But there is some prejudice amongst the virus writing community. If you write a virus for Windows, your peers clap their hands; write one for Linux and they’ll stone you."


Petinggi McAfee: "In fact it's probably easier to write a virus for Linux because it's open source and the code is available. So we will be seeing more Linux viruses as the OS becomes more common and popular." ... "It's not a target at the moment because the market isn't there, but Li0n and Ramen have already proved that it's on the menu".


Vendor anti virus lokal sepertinya juga tidak mau kalah dalam urusan 'menakut-nakuti' publik. Tahun lalu sebuah vendor antivirus lokal Vaksincom pernah membuat pernyataan Linux Jadi Target Virus Tiga Tahun Lagi.


"Virus bukan hanya untuk Microsoft saja, Linux paling cepat tiga tahun lagi bakal jadi target serangan virus, Itu sudah seperti hukum alam di pasar," ... "Nanti kalau Linux sudah mulai banyak digunakan, pembuat virus akan beralih ke Linux," ... "70 persen web server di dunia pakai Apache. Hal itu sempat membuat kebat-kebit admin web server," ujar Alfons (Pendiri Vaksincom). Dengan contoh kasus seperti itu, Alfons mengambil kesimpulan, Linux akan jadi 'the next target' virus apabila penggunaan Linux mulai setara dengan Windows.


Sampai saat ini, aplikasi anti virus di Linux hanya berfungsi untuk membersihkan email yang masuk sebelum email tersebut sampai ke pengguna akhir yang menggunakan Windows. Atau untuk membersihkan file server dari virus-virus karena sering diakses oleh komputer berbasis Windows. Virus memang perlu diwaspadai, tetapi tidak perlu ditakuti jika menggunakan Linux.


Wassalam.

Perbandingan Open Source Software vs Proprietary Software

PERBANDINGAN
OPEN SOURCE SOFTWARE vs PROPRIETARY SOFTWARE
SOFTWARE LINUX vs SOFTWARE WINDOWS




Windows vs Linux


Assalam mu'alaikum W.b

Ok langsung ke poin yaitu Perbandingan Open Source vs Software Windows yang harus kita ketahui apalagi anda yang masih menggunakan software yang berbayar. Perbandingan antara sistem operasi Microsoft Windows dan Linux komputer masih menjadi topik diskusi umum di antara pengguna mereka. Windows merupakan software paling menonjol yang membuat sistem operasi Proprietary, sementara Linux menjadi software yang paling menonjol yang merupakan sistem operasi Open Source (perlu diketahui bahwa banyak distribusi Linux juga mempunyai sejumlah kecil komponen closed source, seperti dikompilasi binary blob driver yang disediakan oleh produsen hardware, untuk standar instalasi mereka). Kedua sistem operasi bersaing untuk basis pengguna di pasar komputer pribadi sebagaimana di pasar server, dan mereka digunakan di kantor-kantor pemerintah, sekolah, kantor-kantor bisnis, rumah, intranet dan internet server, dan supercomputers.


Windows mendominasi di desktop dan komputer pribadi dengan pasar sekitar 90% dari pangsa pasar desktop, dan menyumbang sekitar 66% dari semua server yang terjual pada tahun 2007. Dalam pendapatan pasar server (2007Q4) Windows mencapai 36,3% dan Linux mencapai 12,7%. Pada November 2007, Linux menjalankan 85% dari super komputer paling kuat di dunia, dibandingkan dengan Windows' 1,4%. Pada bulan Februari 2008, Linux menjalankan lima dari sepuluh perusahaan Internet hosting yang paling dapat diandalkan, dibandingkan dengan Windows yang cuma dua.


Linux dan Windows memiliki perbedaan dalam filosofi, biaya, kemudahan penggunaan, fleksibilitas, dan stabilitas, dimana masing-masing ingin meningkatkan di daerah yang mereka anggap lemah. Perbandingan dari keduanya cenderung mencerminkan asal, sejarah dan dasar pengguna distribusi model masing-masing. Biasanya, sebagian besar wilayah kelemahan yang sering terjadi adalah miskinnya "penjelasan" penggunaan dari Linux desktop bagi pasar umum dan kerentanan malware/virus bagi Windows.


Pendukung dari perangkat lunak bebas menyatakan bahwa kekuatan utama Linux adalah mereka menganggap penting pada apa yang dianggap sebagai kebebasan esensial pengguna: kebebasan untuk menjalankannya, untuk mempelajarinya dan merubah, serta mendistribusikan kembali salinan dengan atau tanpa perubahan.


BIAYA

Pada tahun 2004, Microsoft meluncurkan kampanye pemasaran, "Get the Facts", untuk mendorong pengguna berpindah dari Linux ke Windows Server System. Microsoft mengklaim bahwa produk-produknya secara keseluruhan memiliki total biaya kepemilikan (TCO) lebih rendah dibandingkan program-program open source karena kemudahan penggunaan, sehingga mengurangi kerja staf dan gaji yang lebih rendah.


Angka-angka yang dikeluarkan Microsoft tersebut kemudian menjadi perdebatan oleh berbagai organisasi, terutama Novell dan The Register. Banyak situs menyatakan ketidakakuratan angka dalam grafik Microsoft tersebut termasuk angka untuk sistem operasi Unix dan Solaris serta Linux.


Pada tahun 2004, Otoritas Standard Periklanan Inggris memberi peringatan keras kepada Microsoft bahwa sebuah iklannya menggunakan penelitian yang diklaim "Linux itu ... 10 kali lebih mahal daripada Windows Server 2003", adalah "menyesatkan".


Kementerian Luar Negeri Jerman juga pernah mengatakan bahwa biaya pemeliharaan desktop yang memakai open source merupakan yang terendah sepanjang pengalaman instansi tersebut. Demikian juga Kementrian Negara Riset dan Teknologi RI menyatakan pemakaian open source dapat menurunkan anggaran TI secara signifikan.


USER INTERFACE


Dari sisi user interface (antar muka pengguna), dapat dilihat perbandingan antara kedua software tersebut sebagai berikut:


1. Graphical User Interface


- Pada Windows Vista, antar mukanya menggunakan Windows Shell sebagai window manager pada Desktop Window Manager, dan window manager Stacking dibangun di atas GDI dalam versi lama. Lingkungan desktop dapat dimodifikasi oleh berbagai pihak ketiga yang memproduksi seperti WindowBlinds, atau sepenuhnya diganti misalnya oleh Blackbox untuk Windows, atau LiteStep.


- Di dalam Linux, sejumlah lingkungan desktop sudah tersedia, dimana GNOME dan KDE yang paling banyak di- gunakan. Secara default, masing-masing mengunakan Window Manager Metacity dan KWin, walaupun ini dapat digantikan oleh Window Manager lainnya seperti Compiz Fusion. Lingkungan desktop lainnya dan Window Manager termasuk Enlightenment, Xmonad, Xfce, Openbox, Fluxbox, dll.


2. COMMAND LINE INTERFACE


- Pada Windows, J. NET berbasis baris perintah bernama Windows PowerShell telah dikembangkan. Hal ini lebih bervariasi dari Shell Unix / Linux. Cygwin menyediakan bash terminal untuk Windows. Windows Script Host sudah dimiliki Windows 98 dan versi yang lebih anyar.


- Pada Linux, baris perintah dapat digunakan untuk memulihkan sistem jika gagal subsistem grafis. Cukup banyak Unix Shell yang dibuat, dimana mayoritas kompatibel dengan "Bourne Shell", dan yang paling banyak digunakan adalah GNU Bash. Banyak aplikasi dapat ditulis melalui sistem konsol, dimana banyak piranti kecil dan khusus yang dimaksudkan agar dapat bekerja sama dan untuk mengintegrasikan dengan program lain. Hal ini disebut prinsip Toolbox.


INSTALASI


Banyak yang mengatakan bahwa Distribusi Linux akan sulit bagi rata-rata pengguna dalam proses instalasinya. Namun distribusi seperti misalnya Ubuntu yang menyertakan paket manajer grafis sangat membantu pengguna dalam mencari paket dan menginstalnya secara grafis. Download, instalasi, dan konflik akan langsung ditangani oleh paket manajer. Dengan menggunakan paket manajer, waktu dapat dihemat karena untuk kebutuhan men-download perangkat lunak (open source) dari situs resmi sudah tidak perlu lagi harus surfing halaman web. Semua akan ditangani oleh paket manajer.



Saat ini, banyak Distro Linux yang menawarkan proses sederhana untuk instalasi serta menawarkan "Live CD" sistem yang memungkinkan pengguna untuk mem-boot sistem Linux yang berfungsi penuh langsung dari CD atau DVD, dengan pilihan untuk menginstalnya di harddisk. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi distribusi dan tidak membuat modifikasi permanen ke komputer mereka. Proses instalasi Windows dan distribusi Linux umumnya menggunakan wizard guna memandu pemakai dalam proses instalasi.



STABILITAS


Sistem operasi secara subyektif dapat disebut "stabil", apabila berbagai komponen mampu beroperasi serempak. Tidak semua komponen berada di bawah kontrol dari Operating System, jadi pada saat Linux dan Windows kernel mungkin stabil, jika aplikasi dan driver buruk dapat saja melumpuhkan sistem operasi terse- but.


Sebagian besar reputasi Windows tentang ketidakstabilan terdapat pada Windows 95, 98, dan ME, yang terkenal jahat untuk menampilkan "blue screen of death" (BSOD) saat terjadi crash. Tiga kelemahan dengan versi Windows tersebut yang akan menimbulkan kemungkinan crash adalah:


Full 16-bit compatibility. Saat manajemen memori DOS subsystem gagal, akan sering memunculkan prompt BSOD.


Direct hardware access. Tidak seperti Windows NT, Windows 9x tidak memiliki lapisan abstraksi hardware. Suatu program atau driver yang mencoba untuk mengakses memori yang terlindung, atau memiliki antarmuka yang buruk dengan hardware, dapat menimbulkan BSOD.


Poor DLL management. DLL yang merupakan sejenis per-pustakaan eksternal yang berfungsi mencegah pengulangan yang tidak perlu dalam sebuah program. Windows 9x tidak memiliki perlindungan pada sistem DLL, dan program yang buruk akan membuatnya menjadi versi yang salah, dan seiring waktu, secara umum stabilitas sistem akan menurun. Windows 2000 dan versi yang lebih baru memiliki rutin disebut Windows File Protection yang mencegah perubahan sis-tem file-file penting.


Secara singkat, demikianlah beberapa perbandingan yang bisa disebutkan dalam sistem operasi antara Microsoft Windows dengan Linux System. Tentu pilihan di tangan anda. Pada lanjutan artikel ini ialah saya akan membahas tentang Open Source Software dan Virus sampai jumpa di postingan berikutbya. Semoga bermanfaat. Wassalam.






Sedikit Kekurangan Open Source Software

KEKURANGAN OPEN SOURCE SOFTWARE






Setelah pada artikel sebelumnya kita telah menjelaskan tentang Keunggulan Open source Software dan kita telah mengetahui kelebihan-kelebihannya kalau kita menggunakan aplikasi open source software, maka pada postingan kali ini saya akan sedikit membahas tentang kekurangannya. Karena selain keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh Open Source Software, terdapat juga beberapa kekurangan teknis yang masih menjadi kendala orang-orang untuk menggunakan software ini. Pada umumnya, kendala tersebut sebagai berikut:


Banyak pengguna yang belum terbiasa dengan Open Source Software dan masih "Windows minded". Hal ini dapat diatasi dengan pelatihan-pelatihan atau edukasi kepada pengguna agar mulai terbiasa dengan Open Source Software.


Dukungan perangkat keras dari vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Open Source Software. Untuk mencari daftar perangkat keras yang didukung pada Open Source Software, kita dapat melihatnya di Linux-Drivers.org.


Proses instalasi software/aplikasi yang tidak semudah di Windows. Instalasi software di Open Source Software, akan menjadi lebih mudah bila terkoneksi ke internet atau bila mempunyai CD / DVD repository-nya. Bila tidak, maka kita harus men-download satu per satu package yang dibutuhkan beserta dependencies-nya.


Bagi administrator sistem yang belum terbiasa dengan Unix-like (seperti Linux), maka mau tidak mau harus mempelajari hal ini. Sehingga syarat untuk menjadi administrator adalah manusia yang suka belajar hal-hal baru dan terus-menerus belajar.


Nah itulah sedikit tentang kekurangan dari aplikasi open source, proses menginstal memang agak ribet bagi mereka yang masih baru memakai linux, tetapi khusus linux ubuntu mate ada solusinya kalau kita ingin menginstal aplikasi. Dalam ubuntu mate sudah ada manager grafisnya yang kalau kita mau instal aplikasi tinggal tekan tombol Clik maka kita tinggal menunggu proses sampai selesai. Ok kita bertemu pada artikel berikutnya yaitu Perbandingan Software Open Source & Software Windows Semoga bermanfaat. Wassalam.


Kelebihan Menggunakan Software Open Source Software

KEUNGGULAN OPEN SOURCE SOFTWARE [LINUX]






BEBERAPA KEUNGGULAN YANG DIMILIKI OPEN SOURCE SOFTWARE DALAM BIDANG SISTEM OPERASI [OPERATING SYSTEM] DAPAT DILIHAT ANTARA LAIN:


Assalam mu'alaikum W.b.


Berikut adalah kelebihan dari Open Source Linux yang mungkin bisa dijadikan sebagai perbandingan ketika anda ingin bermigrasi ke OS Linux, dan itulah yang membuat saya tertarik untuk segera memakai Software yang Open Source. Berikut keunggulan-keunggulan yang bisa saya sebutkan:

Open Source Software merupakan sistem operasi bebas dan terbuka. Sehingga dapat dikatakan, tidak terdapat biaya lisensi untuk membeli atau menggunakan Open Source Software.

Open Source Software sudah mudah digunakan Dulu, Open Source Software dikatakan merupakan sistem operasi yang sulit dan hanya dikhususkan untuk para hacker. Namun, kini, pandangan ini salah besar. Open Source Software mudah digunakan dan dapat dikatakan hampir semudah menggunakan Windows.

Hampir semua aplikasi yang terdapat di Windows, telah terdapat alternatifnya di Open Source Software. Kita dapat mengakses situs web Open Source as Alternative untuk memperoleh informasi yang cukup berguna dan cukup lengkap tentang alternatif aplikasi Windows di Linux.

Keamanan yang lebih unggul daripada Windows Dapat dikatakan, hampir semua pengguna Windows pasti pernah terkena virus, spyware, trojan, adware, dsb. Hal ini, hampir tidak terjadi pada Linux. Di mana, Open Source Software sejak awal didesain multi-user, yang mana bila virus menjangkiti user tertentu, akan sangat sangat sangat sulit menjangkiti dan menyebar ke user yang lain. Pada Windows, hal ini tidaklah terjadi. Sehingga bila dilihat dari sisi maintenance data maupun perangkat keras-pun akan lebih efisien.

Open Source Software relatif lebih stabil Komputer yang dijalankan di atas sistem operasi UNIX sangat dikenal stabil berjalan tanpa henti. Open Source Software, yang merupakan varian dari UNIX, juga mewarisi kestabilan ini. Jarang ditemui, komputer yang tiba-tiba hang dan harus menekan tombol Ctrl-Alt-Del atau Restart untuk mengakhiri kejadian tersebut. Sehingga, tidaklah mengherankan bila Open Source Software mempunyai pangsa pasar server dunia yang cukup besar. Dari hasil riset IDC, pangsa pasar server dunia yang menggunakan Open Source Software pada tahun 2008 mencapai 25,7 %.

Open Source Software mempunyai kompatibilitas ke belakang yang lebih baik (better backward-compatibilty). Perangkat keras (hardware) yang telah berusia lama, masih sangat berguna dan dapat dijalankan dengan baik di atas Open Source Software. Komputer-komputer yang lama ini tidak perlu dibuang dan masih dapat digunakan untuk keperluan tertentu dengan menggunakan Open Source Software. Selain itu, tidak pernah ditemui dokumen-dokumen yang lebih baru tidak dapat dibaca pada Open Source Software versi yang lebih lama.

Pada Windows, kita seakan dituntut untuk terus mengikuti perkembangan perangkat keras. Sebagai contoh, setelah Windows Vista dirilis, beberapa dokumen yang dibuat dalam Windows Vista tidak dapat dibuka dalam Windows XP. Sehingga, mau tidak mau, kita harus beralih ke Windows Vista, dan itu berarti meng-upgrade atau membeli perangkat keras (hardware) baru yang lebih bagus. Atau, bisa jadi ada aplikasi-aplikasi yang dibuat beberapa tahun yang lalu tidak dapat dibuka lagi di Windows Vista, karena sudah tidak didukung lagi oleh Microsoft.


Sementara itu di bidang aplikasi perkantoran, Open Source Software telah memiliki aplikasi unggulan bernama OpenOffice.org. Sampai sejauh mana keunggulan aplikasi ini dibandingkan aplikasi sejenisnya yang bersifat proprietary (Ms Office), dapat kita lihat sebagaimana di bawah ini:

KETERSEDIAAN SOURCE CODE

OpenOffice.org adalah free / open source software. Artinya, source code OpenOffice.org tersedia dan bisa dimanfaatkan dengan sangat fleksibel (sesuai lisensi GNU LGPL). Dari sisi lisensi, pengguna tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli lisensi penggunaan. Pengguna mungkin perlu mengeluarkan sedikit uang untuk membeli buku panduan atau media instalasi OpenOffice.org.
Ketersediaan source code juga memiliki nilai tambah. Diantaranya, kita tidak bergantung pada satu perusahaan tertentu. Siapa saja, selama menuruti lisensi yang digunakan, bisa mengembangkan sendiri paket Office berbasis OpenOffice.org. Bukan pekerjaan yang sederhana, tapi kita bisa melakukannya.


Katakanlah suatu hari pengembang OpenOffice.org sudah tidak berminat mengembangkan lagi, akan muncul kelompok-kelompok lain (mahasiswa / akademisi, yayasan, perusahaan, pemerintah) yang bisa mengembangkan secara legal.

BERJALAN PADA BANYAK PLATFORM

Microsoft Office hanya berjalan secara natif pada Windows dan Macintosh. Artinya, kalau Anda sekarang menggunakan Windows dan Microsoft Office dan suatu saat ingin berpindah ke Linux, maka Anda kehilangan Microsoft Office.
Sementara, OpenOffice.org berjalan pada Windows, Macintosh, Linux, UNIX, BSD. Anda berpindah dari Windows ke Linux? Linux ke Solaris? Anda akan tetap menjumpai OpenOffice.org dan tetap bisa produktif. Dengan menggunakan OpenOffice.org, Anda bisa menggunakan banyak pilihan sistem operasi.

KOMPATIBEL DENGAN MICROSOFT OFFICE & OFFICE LAINNYA

Dengan menggunakan OpenOffice.org, kita tetap bisa membuka dan menyimpan dokumen-dokumen yang dihasilkan dari Microsoft Office. Tidak masalah. Kompatibilitas dengan MS Office memang tidak sempurna, tapi pastinya sudah sangat baik dan semakin dikembangkan.
Tidak hanya itu, OpenOffice.org juga bisa membuka dan menyimpan dokumen dari banyak paket office lain. Sebut saja WordPerfect, Lotus dan AutoCAD. Dengan menggunakan OpenOffice.org, Anda bisa bekerja dengan banyak format dokumen.

FORMAT OPEN DOCUMEN YANG TERBUKA DAB FLEXSIBEL

OpenOffice.org menggunakan format dokumen OpenDocument, yang sangat terbuka. Siapa saja bisa membaca spesifikasi format dokumen tersebut. Dari sisi teknis, kita bahkan mungkin mengamati isi dokumen tanpa memiliki program OpenOffice.org terinstall, walaupun akan cukup kerepotan untuk membaca.
Pihak yang memiliki kepentingan tertentu bisa pula mengimplementasikan paket Office yang mampu membaca dan menyimpan ke format OpenDocument. Sudah cukup banyak program yang bisa membuka dan menyimpan format OpenOffice.org.
Pemerintah juga sebaiknya mendistribusikan dokumen/template dalam format terbuka, dan memastikan agar masyarakat ─baik yang bisa membeli ataupun tidak bisa membeli paket office yang digunakan─tetap bisa membaca/ menggunakan dokumen/ template yang didistribusikan.

EKSPOR KE PDF & FORMAT DENGAN SANGAT MUDAH TANPA EXTRAK

Dengan menggunakan OpenOffice.org, dokumen yang kita buat bisa langsung diekspor ke format lain, seperti PDF atau Flash dengan mudah, tanpa membutuhkan program atau pustaka tambahan.
Microsoft memang menyediakan plugin Save as PDF (bebas download) untuk Office 2007, namun OpenOffice.org sudah datang dengan fungsionalitas ini sejak dulu, terintegrasi dan tidak hanya untuk format PDF, melainkan masih banyak format lain.

MARCO DALAM BERBAGAI BAHASA PEMOGRAMAN

Macro dapat digunakan untuk mengembangkan fungsionalitas Office. Dengan OpenOffice.org, macro dapat dibangun dengan berbagai bahasa pemrograman seperti Python dan Javascript, di samping OpenOffice.org Basic. Dukungan bahasa ini akan terus bertambah.

AKSES DATABASE YANG LUAS & TRANSPARAN

OpenOffice.org datang dengan dukungan database yang luas. Dengan dukungan berbagai driver natif, ODBC dan JDBC, Anda bisa menghubungkan OpenOffice.org dengan hampir semua sistem database populer yang ada di dunia ini. OpenOffice.org sejak versi 2.x bahkan datang dengan database FrontEnd base yang sangat mirip dengan Microsoft Access.

WIZARD UNTUK KONVERSI DOKUMEN MS OFFICE

Punya satu folder (dengan struktur yang rumit) berisikan banyak dokumen MS Office baik Word, Excel atau PowerPoint? Ingin mengkonversikan ke format OpenOffice.org? Mudah. Cukup akses saja menu File => Wizards => Document Converter. Anda akan dipandu sehingga proses konversi bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.

SANGAT CUSTOMIZEABLE

Ingin mengubah sebagian besar user interface OpenOffice.org? Bosan dengan menu bar default? Hanya ingin menampilkan satu atau dua menu saja? Ingin mengganti icon default? Gunakan menu yang ada dan dalam sekejap, tampilan OpenOffice.org Anda dijamin berbeda dengan pengguna lain! Ingin lebih cepat? Kita dapat melakukan editing pada file konfigurasi XML-nya.

USER INTERFACE YANG KONSISTEN ANTAR KOMPONEN

Arsitektur program OpenOffice.org dan sistem komponennya dikembangkan dengan sangat baik. Salah satu akibatnya, user interface Writer, Calc, Impress dan komponen lain sangatlah konsisten. Kita bahkan bisa membangun macro untuk memanggil komponen tertentu dari OpenOffice.org.

Bisa kita lihat, Openoffice.org bukanlah proyek main-main. OpenOffice.org sangatlah layak untuk digunakan dan diandalkan untuk membantu Anda tetap produktif.
So, bergembiralah anda yang menggunakan software open source karena sudah lengkap didalamnya. Dulu kalau saya ingin membuat file PDF maka masih melakukan extrak sedang di open source bisa langsung disimpan dengan exstensi .PDF, mau instal program untuk python sudah ada sangat memudahkan pengguna. Bicara tentang kelebihan maka tidak akan lepas dari kekurangan baik itu software maupun manusia tapi tentunya open source kekurangannya sangat kecil bahkan kecil sekali.
Semoga bermanfaat berjumpa lagi pada artikel berikutnya Kekurangan Open Source Linux, penasaran lihat postingan berikutnya.
Wassalam.